Jumat, 18 November 2011

QAWAID FIQHIYAH


QAWAID FIQHIYAH
(KAIDAH-KAIDAH FIQH)

A.    Qawaidul Fiqhiyah 
1.      Pengertian Qawaid Fiqhiyah 
Qawaid merupakan bentuk jamak dari qaidah, yang kemudian dalam bahasa Indonesia disebut dengan istilah kaidah yang berarti aturan atau patokan. Ahmad warson menembahkan bahwa, kaidah bisa berarti al-asas (dasar atau pondasi), al-Qanun (peraturan dan kaidah dasar), al-Mabda’ (prinsip), dan al-nasaq (metode atau cara). Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 26 :
Allah akan menghancurkan rumah-rumah mereka dari pondasinya”.
(Q.S. An-Nahl : 26)

 Sedangkan  dalam  tinjauan   terminologi kaidah  punya  beberapa   arti,   menurut Dr. Ahmad asy-syafi’i dalam buku Usul Fiqh Islami, mengatakan bahwa kaidah itu adalah :
“Kaum yang bersifat universal (kulli) yang diakui oleh satuan-satuan hukum juz’i yang banyak”
Sedangkan mayoritas Ulama Ushul mendefinisikan kaidah dengan :
“Hukum   yang   biasa   berlaku    yang   bersesuaian   dengan   sebagian   besar bagiannya”.
Sedangkan arti fiqh secara etimologi lebih dekat dengan ilmu, sebagaimana yang banyak dipahami, yaitu :
Untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama
(Q.S. At-Taubat : 122)
Dan juga Sabda Nabi SAW, yaitu :
Barang siapa yang dikehendaki baik oleh Allah niscaya diberikan kepadanya kepahaman dalam agama.”
Sedangkan menurut istilah Fiqh adalah ilmu yang menerangkan hukum-hukum syara’ yang bersifat amaliyah (praktis) yang diambilkan dari dalil-dalil yang tafsili (terperinci).
Jadi, dari semua uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa Qawaidul fiqhiyah adalah : “Suatu perkara kulli (kaidah-kaidah umum) yang berlaku pada semua bagian-bagian atau cabang-cabangnya yang banyak yang dengannya diketahui hukum-hukum cabang itu”.
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa setiap kaidah fiqhiyah telah mengatur beberapa masalah fiqh dari berbagai bab.

2.      Pembagian Kaidah Fiqh
Cara membedakan sesuatu dapat dilakukan di beberapa segi :
1.      Segi fungsi
Dari segi fungsi, kaidah fiqh dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sentral dan marginal. Kaidah fiqh yang berperan sentral, karena kaidah tersebut memiliki cakupan-cakupan yang begitu luas. Kaidah ini dikenal sebagai al-Qawaid al-Kubra al-Asasiyyat, umpamanya :
“Adat dapat dijadikan pertimbangan dalam menetapkan hukum”
Kaidah ini mempunyai beberapa turunan kaidah yang berperan marginal, diantaranya :
 “Sesuatu yang dikenal secara kebiasaan seperti sesuatu yang telah ditentukan sebagai syarat”
“Sesuatu yang ditetapkan berdasarkan kebiasaan seperti ditetapkan dengan naskh”
Dengan demikian, kaidah yang berfungsi marginal adalah kaidah yang cakupannya lebih atau bahkan sangat sempit sehingga tidak dihadapkan dengan furu’.
2.      Segi mustasnayat
Dari sumber pengecualian, kaidah fiqh dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : kaidah yang tidak memiliki pengecualian dan yang mempunyai pengecualian.
Kaidah fiqh yang tidak mempunyai pengecualian adalah sabda Nabi Muhammad SAW. umpamanya adalah :
“Bukti dibebankan kepada penggugat dan sumpah dibebankan kepada tergugat”
Kaidah fiqh lainnya adalah kaidah yang mempunyai pengecualian kaidah yang tergolong pada kelompok yang terutama diikhtilafkan oleh ulama.
3.      Segi kualitas
Dari segi kualitas, kaidah fiqh dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu :
1)      Kaidah kunci
Kaidah kunci yang dimaksud adalah bahwa seluruh kaidah fiqh pada dasarnya, dapat dikembalikan kepada satu kaidah, yaitu :
“Menolak kerusakan (kejelekan) dan mendapatkan maslahat”
Kaidah di atas merupakan kaidah kunci, karena pembentukan kaidah fiqh adalah upaya agar manusia  terhindar dari kesulitan dan dengan sendirinya ia mendapatkan kemaslahatan.
2)      Kaidah asasi
Adalah kaidah fiqh yang tingkat kesahihannya diakui oleh seluruh aliran hukum Islam. Kaidah fiqh tersebut adalah :
a.       “Perbuatan / perkara itu bergantung pada niatnya”
b.      “Kenyakinan tidak hilang dengan keraguan”
c.       “Kesulitan mendatangkan kemudahan”
d.      “Kerusakan / kemafsadatan itu harus dihilangkan”
e.       “Adat dapat dijadikan pertimbangan dalam menetapkan hukum”
3)      Kaidah fiqh yang diterima oleh semua aliran hukum sunni
Kaidah fiqh yang diterima oleh semua aliran hukum sunni adalah “majallah al-Ahkam al-Adliyyat”, kaidah ini dibuat diabad XIX M, oleh lajnah fuqaha usmaniah.

3.      Perbedaan Kaidah Ushul dan Kaidah Fiqh
a.       Kaidah ushul adalah cara menggali hukum syara’ yang praktis. Sedangkan kaidah fiqh adalah kumpulan hukum-hukum yang serupa yang kembali kepada satu hukum yang sama.
b.      Kaidah-kaidah ushul muncul sebelum furu’ (cabang). Sedangkan kaidah fiqh muncul setelah furu’.
c.       Kaidah-kaidah ushul menjelaskan masalah-masalah yang terkandung di dalam berbagai macam dalil yang rinci yang memungkinkan dikeluarkan hukum dari dalil-dalil tersebut. Sedangkan kaidah fiqh menjelaskan masalah fiqh yang terhimpun di dalam kaidah.




B.     Qawaid Assasiyah dan Kaidah-kaidah yang Berkaitan dengannya
1.      Pendahuluan
Pada umumnya pembahasan qawaidul fiqhiyah berdasarkan pembagian kaidah-kaidah asasiah dan kaidah-kaidah ghairu asasiah. Kaidah-kaidah asasiah adalah kaidah yang disepakati oleh Imam Mazhab tanpa diperselisihkan kekuatannya, jumlah kaidah asasiah ada 5 macam, yaitu :
1.      Segala macam tindakan tergantung pada tujuannya
2.      Kemudaratan itu harus dihilangkan
3.      Kebiasaan itu dapat menjadi hukum
4.      Yakin itu tidak dapat dihilangkan dengan keraguan
5.      Kesulitan itu dapat menarik kemudahan.
Sebagian fuqaha’ menambah dengan kaidah “tiada pahala kecuali dengan niat.” Sedangkan kaidah ghairu asasiah adalah kaidah yang merupakan pelengkap dari kaidah asasiah, walaupun keabsahannya masih tetap diakui.

2.      Al-Qawaid al-Khamsah (lima kaidah asasi)
Kelima kaidah asasi tersebut sebagai berikut :
a.       Kaidah asasi pertama “segala perkara tergantung kepada niatnya
Niat sangat penting dalam menentukan kualitas ataupun makna perbuatan seseorang, apakah seseorang melakukan perbuatan itu dengan niat ibadah kepada Allah dengan melakukan perintah dan menjauhi laranganNya. Ataukah dia tidak niat karena Allah, tetapi agar disanjung orang lain.
Contoh aplikasi:
1.      Dalam sholat tidak disyaratkan niat menyebut jumlah rakaat, maka bila seorang muslim berniat melaksanakan sholat magrib 4 rakaat, tetapi ia tetap dalam melaksanakan tiga rakaat, maka sholatnya tetap sah.
2.      Seseorang yang akan melaksanakan shalat zhuhur, tapi niatnya menunaikan sholat ashar, maka sholatnya tidak sah.
3.      Seseorang bersumpah tidak akan berbicara dengan seseorang, dan maksudnya dengan Ahmad, maka sumpahnya hanya berlaku pada Ahmad saja.
b.      Kaidah asasi kedua “keyakinan tisak bisa dihilangkan dengan adanya keraguan
Qaidah ini, jika diteliti secara seksama erat kaitannya dengan masalah aqidah dan persoalan-persoalan dalil hokum dalam syariat Islam.
Suatu yang diyakini keberadaannya tidak bisa hilang, kecuali berdasarkan dalil argumen yang pasti (qath’i), bukan semata-mat oleh argumen yang hanya bernilai saksi/tidak qath’i.
Contoh aplikasi:
1.      Apabila seseorang sedang melakukan sholat ashar, kemudian dia ragu apakah sudah empat rakaat atau baru tiga rakaat maka ambillah yang lebih yakin, yaitu tiga rakaat. Namun, sebelum salam disunahkan sujud sahwi.
2.      Seorang musafir yang membaca takbirotul ihram (bermakmum) di belakang orang yang tidak diketahui apakah dia seorang musafir atau bukan, maka qhasarnya tidak memenuhi syarat.
3.      Seseorang yang dalam perjalanan, kemudian ragu apakah sudah sampai di negerinya atau belum, maka tidak boleh mengambil rukhsah.

c.       Kaidah asasi ketiga “kesulitan mendatangkan kemudahan
Makna dari kaidah di atas adalah bahwa hukum-hukum yang dalam penerapannya menimbulkan kesulitan dan kesukaran bagi mukallaf, maka syari’ah meringankannya, sehingga mukallaf mampu melaksanakannya tanpa kesulitan dan kesukaran.
Contoh aplikasi:
1.      Bolehnya buka puasa ketika bepergian atau ketika sakit.
2.      Dibolehkannya tidak ada ijab qabul dalam jual barang-barang yang tidak berharga.
3.      Tidak ada kelonggaran untuk melaksanakan maksiat apapun alasannya, tapi diharuskan untuk menghindarinya.

d.      Kaidah asasi keempat “kemudhoratan harus dihilangkan
Kaidah tersebut kembali kepada tujuan merealisasikan maqasid al-Syari’ah dengan menolak yang mufsadat, dengan cara menghilangkan kemudhoratan atau setidak-tidaknya meringankannya. Dengan kata lain, qaidah ini menunjukkan bahwa berbuat kerusakan itu tidak diperbolehkan dalam agama Islam. Adapun yang berkaitan dengan ketentuan Allah, sehingga kerusakan itu menimpa seseorang, kedudukannya menjadi lain, bahkan bisa dianggap sebagai bagian dari keimanan terhadap qadha dan qadarnya Allah swt.
Contoh aplikasi:
1.      Dibolehkannya memakan daging babi ketika kelaparan.
2.      Ketika memakan makanan yang dibolehkan karena madarat, tidak boleh sampai kenyang, tapi sekedarnya saja.
3.      Tidak boleh membunuh anaknya karena alasan kesulitan ekonomi, dan lain-lain.

e.       Kaidah asasi kelima “adat kebiasaan dapat dijadikan (pertimbangan) hukum
Adat yang dimaksudkan kaidah di atas mencakup hal yang penting, yaitu : di dalam adat ada unsur berulang-ulang dilakukan, yang dikenal sebagai sesuatu yang baik.
Contoh aplikasi:
1.      Mereka yang mengajarkan al-Qur’an boleh menerima gaji, hal itu antara lain agar Al-Qur’an tetap eksis di kalangan umat Islam.
2.      Menjual buah di pohon adalah tidak boleh menurut qiyas karena tidak jelas jumlahnya, tapi karena sudah menjadi kebiasaan (adat) maka ulama membolehkannya.

DAFTAR PUSTAKA

kaidah_Fiqih

Syafe’i, Rachmat. 1999. Ilmu Ushul Fiqh. Bandung. Pustaka Setia.


KATA PENGANTAR


 




Puji dan syukur penyusun panjatkan ke Khadirat Allah swt., karena atas nikmat-Nya, penyusunan makalah ini bisa dapat diselesaikan, meskipun masih banyak kekurangannya.
Penyusun bersyukur karena tugas makalah ini bisa dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah “Ushul Fiqh”. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen pemimbing yang telah membantu dalam memberikan pengarahan, juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Disadari bahwa banyak sekali kekurangan dalam penyusunan makalah ini, maka penyusun memohon kritik dan saran yang konstruktif guna perbaikan di masa yang akan datang. Besar harapan penyusun semoga makalah ini bisa bermanfaat.

Lempuing, Juni 2011

Penyusun

DAFTAR ISI

COVER...........................................................................................................    i
KATA PENGANTAR...................................................................................   ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
QAWAID FIQHIYAH
A.    Qawaidul Fiqhiyah...................................................................................   1
1.      Pengertian Qawaid Fiqhiyah................................................................   1
2.      Pembagian Kaidah Fiqh........................................................................   2
3.      Perbedaan Kaidah Ushul dan Kaidah Fiqh..........................................   3
B.     Qawaid Assasiyah dan Kaidah-kaidah yang Berkaitan dengannya....   4
1.      Pendahuluan.........................................................................................            4
2.      Al-Qawaid al-Khamsah (lima kaidah asasi)..........................................   4

Proposal PTK



PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)







PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN
KEMAMPUAN SISWA DALAM BELAJAR TIK
BAGI KELAS XI IPA.2 SMA NEGERI I LEMPUING JAYA








Disusun Oleh:
NURHAYATI








SMA NEGERI I LEMPUING JAYA
OGAN KOMERING ILIR
SUMATERA SELATAN
2011/2012

 
BAB I
PENDAHULUAN


a.    Latar Belakang
Jaringan internet (cara akses internet) adalah salah satu materi pelaksanaan TIK untuk kelas XI SMA. Pada setiap pembelajaran di ruang komputer materi disampaikan dengan cara membagi 2 kelompok siswa (satu kelompok mengikuti teori di kelas dan kelompok berikutnya mengikuti praktik komputer di laboratorium komputer). Hal ini dilakukan karena sarana komputer tidak cukup untuk seluruh siswa yang berjumlah 40-44 siswa. Sementara komputer yang ada berkisar antara 12-15 unit komputer dan itupun terkadang sering terjadi gangguan saat digunakan.
Pelaksanaan pembelajaran seperti itu akan menimbulkan beberapa permasalahan. Pertama, siswa belajar hanya dua jam pelajaran untuk setiap kelompok dalam dua minggu, hal ini menyebabkan penguasaan siswa terhadap materi yang disampaikan guru berkurang. Kedua, karena ruangan oleh sejumlah siswa dan perangkat komputer  yang kurang memadai, maka jika ada siswa yang menemui kesulitan akan sulit untuk dihampiri terlebih jika satu kelas masuk secara bersama. Ketiga, hasil mengerjakan latihan siswa tidak optimal.
1
 
Penyampaian materi dengan menggunakan LCD proyektor cukup membantu guru dalam menjelaskan materi baik di kelas maupun di laboratorium komputer. Atas dasar kenyataan inilah, maka perlu dilakukan inovasi dan pendekatan dalam penggunaan media pembelajaran untuk menyampaikan materi kepada siswa sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung aktif, efektif, dan menyenangkan. Penelitian ini difokuskan pada upaya untuk mengatasi faktor internal yang diduga menjadi penyebab rendahnya tingkat kemampuan pemahaman siswa kelas XI IPA.2 dalam mempelajari materi cara akses internet. Salah satu sistem pendekatan pembelajaran yang diduga mampu mewujudkan situasi pembelajaran yang kondusif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan adalah pendekatan dengan metode presentasi audio/visual.
Menurut Sudjana (1989 hal. 30) yang termasuk dalam komponen pembelajaran adalah tujuan, bahan, metode, dan alat serta penilaian. Dengan menggunakan metode pembelajaran presentasi Power Point akan merangsang siswa untuk lebih mudah memahami materi pembelajaran.

b.   Perumusan Masalah
1.    Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang sebagaimana tersebut di atas, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah:
Apakah penggunaan metode Presentasi Power Point dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas XI SMA Negeri I Lempuing Jaya dalam mempelajari akses internet?
2.    Pemecahan Masalah
Sebagaimana telah dijelaskan pada latar belakang bahwa yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya tingkat motivasi dan kemampuan siswa kelas XI SMA Negeri I Lempuing Jaya dalam mempelajari akses internet.
Berdasarkan identifikasi masalah dan pengamatan yang dilakukan pada setiap evaluasi hasil belajar siswa yang dinilai menguasai dan dapat mengerjakan latihan dengan benar dan dapat sesuai dengan ketentuan dan cara-caranya berkisar 25% (10 orang) dari 40 siswa.
Berdasarkan pada masalah yang telah diuraikan pada pendahuluan maka salah satu pemecahannya adalah dengan menggunakan media Power Point sebagai media presentasi dalam proses pembelajaran, seperti dikemukakan oleh Winarno Surakhman (1979. Hal 184) bahwa memilih metode mengajar tidak bisa sembarang. Hal ini sesuaikan dengan banyak faktor yang mempengaruhi seperti:
a.    Tujuan
b.    Peserta didik dengan berbagai jenis kematangannya.
c.    Tujuan Penelitian
1.    Tujuan Umum
Tujuan peneliti yang diharapkan dari penelitian ini menjadi masukan bagi guru dan peserta didik untuk melakukan inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan dalam belajar.
2.    Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini:
“Untuk mengetahui apakah melalui media presentasi Power Point dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan belajar TIK bagi siswa kelas XI IPA.2  SMA Negeri I Lempuing Jaya.”

d.   Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
a.    Peserta didik
Hasil penelitian ini bermanfaat bagi siswa karena metode pembelajaran tersebut menarik dan dapat membangkitkan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran TIK.
b.    Bagi guru
Melalui PTK ini guru dapat mengetahui metode pembelajaran yang interaktif dan efektif meningkatkan sistem pembelajaran serta meminimalkan kesalahan siswa dalam mempelajari akses internet.
c.    Bagi sekolah (SMA Negeri I Lempuing Jaya)
Dengan hasil penelitian ini diharapkan SMA Negeri I Lempuing Jaya dapat mengembangkan skenario pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan agar motivasi dan kemampuan siswa dalam belajar dapat ditingkatkan dan hal ini perlu dicoba pada mata pelajaran lain.



 
BAB II
KAJIAN TEORI


4
 
 

1.    Memahami jaringan internet
Menggunakan internet untuk keperluan informasi dan komunikasi sebagaimana yang terkandung dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Terknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk siswa kelas XI SMA sebagai berikut:

1.      Menjelaskan berbagai perangkat keras dan fungsinya untuk keperluan akses internet

2.      Mendeskripsikan cara akses internet

3.      Cara akses internet

4.      Menggunakan e-mail untuk keperluan informasi dan komunikasi
Materi pelajaran dalam  tampilan Power Point.

2.    Hakikat, interaksi dan hasil belajar
a.    Hakikat belajar
Menurut Begne seperti yang dikutip oleh M. Purwanto (1990 : 84) bahwa belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berulang dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah mengalami situasi tersebut.
Menurut Edward Thorndike (1973) bahwa belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan dan sikap.
Belajar mencakup semua aspek tingkah laku dan dapat dilihat dengan nyata, proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata proses itu terjadi dalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar. Jadi belajar bukan merupakan tingkah laku yang tampak tetapi merupakan proses yang terjadi secara internal dalam diri individu dalam usahanya memperoleh hubungan yang benar.
Dari uraian belajar di atas, dapat disimpulkan betapa pentingnya proses belajar dalam kehidupan manusia. Untuk itu kita harus menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar. (Slamet, 1991 : 27-28):
1.    Dalam belajar siswa harus aktif.
2.    Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu memiliki struktur, penyajian yang sederhana sehingga siswa mudah menangkap pengertian.
3.    Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
4.    Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi, dan discovery.
b.    Interaksi belajar
Belajar-mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai normatif. Belajar-mengajar adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan bertujuan.
Dalam interaksi pembelajaran unsur guru dan siswa harus aktif, karena tidak mungkin terjadi proses interaksi bila hanya satu unsur yang aktif (aktif dalam sikap, mental, dan perbuatan). Dalam sistem pengajaran dengan pendekatan keterampilan proses siswa harus lebih aktif daripada guru, guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing.
Abu Achmadi dan Shuyadi (1985 : 47) bahwa interaksi edukatif adalah suatu gambaran hubungan aktif dua arah antara guru dan peserta didik yang berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan.
c.    Hasil belajar
Belajar sangat erat hubungannya dengan prestasi belajar, sebab prestasi itu sendiri merupakan hasil belajar yang biasanya dinyatakan dengan nilai. Menurut Winarno Surahman (1997 : 88) bahwa hasil belajar adalah hasil dimana guru melihat bentuk akhir dari pengalaman interaksi edukatif, yang diperhatikan adalah menempatkan tingkah laku.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut:
§  Faktor fisiologi (kondisi fisik dan indera)
§  Faktor psikologi
§  Faktor lingkungan
§  Faktor instrumental (kurikulum/bahan pengajaran, sarana, fasilitas)
d.   Motivasi belajar
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik bersumber dari dalam diri sendiri (internal instrinsik) maupun yang bersumber dari luar diri (eksternal instrinsik).
Motivasi tersebut perlu dimiliki oleh para siswa dan guru untuk menciptakan pembelajaran. Motivasi adalah syarat mutlak dalam belajar, hal ini berarti dalam proses pembelajaran adakalanya guru membangkitkan dorongan desive, incentive atau memotivasi murid untuk aktif ambil bagian dalam kegiatan belajar. (Rasyad. 2003 : 92).
e.    Media presentasi Power Point
Metode ini dilakukan dengan menggunakan software presentasi yang dikembangkan oleh Microsoft dalam paket program aplikasi Microsoft Office dengan menggunakan program aplikasi Power Point. Materi pembelajaran ditampilkan dalam bentuk tampilan atau visual yang lebih menarik dan dapat pula disisipkan suara sehingga menjadi lebih menarik dan interaktif. Dengan menggunakan bantuan LCD materi pembelajaran bentuk power point dapat ditayangkan pada layar sehingga penyampaian pesan kepada siswa lebih efektif meskipun ada berbagai kendala yang telah disampaikan pada pendahuluan.



 
BAB III
METODE PENELITIAN

a.    Setting penelitian
1.    Subyek penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPA.2 SMA Negeri I Lempuing Jaya, kecamatan Lempuing Jaya, Kabupaten OKI Sumatera Selatan, dengan jumlah siswa 40 orang.
2.    Lokasi penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di SMA Negeri I Lempuing Jaya,  kecamatan Lempuing Jaya, Kabupaten OKI Sumatera Selatan. Penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subyek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis.
3.    Waktu penelitian
Dengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan menggunakan waktu penelitian selama tiga bulan Oktober s.d Desember 2011. Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut pada semester I (satu) Tahun Pelajaran 2011/2012.
4.    Lama tindakan
Waktu untuk melaksanakan tindakan pada bulan Oktober, mulai dari siklus I, siklus II dan siklus III.

b.   Prosedur penelitian
Prosedur penelitian yang diterapkan dalam hal ini antara lain:
a)    Siklus I
1.    Perencanaan
Pada tahap ini akan dilakukan:
§     
7
 
Menyiapkan RPP yang sesuai dengan SK dan KD untuk mata pelajaran TIK kelas XI SMA dengan mengembangkan skenario pembelajaran.
§      Menentukan pelaksanaan bahasan yang akan diajarkan pada setiap tindakan.
2.    Tindakan (Action) / kegiatan, mencakup:
Melaksanakan tindakan sesuai skenario yang telah direncanakan, yaitu: menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan media Power Point.
3.    Pengamatan
Pada tahap ini guru mengamati proses kegiatan yang sedang berlangsung, di antaranya:
§      Mengamati interaksi belajar siswa saat ditayangkan materi pembelajaran dalam media Power Point.
§      Menilai lembar kerja yang telah dikerjakan siswa.
4.    Refleksi
Pada tahap ini dilakukan untuk evaluasi setelah tindakan yang dilakukan berdasarkan hasil pengamatan.
§      Apakah materi yang disampaikan guru dengan menggunakan metode Power Point yang ditayangkan proyektor dapat dimengerti siswa.
§      Penilaian dapat membuat suatu kesimpulan dari hasil pengamatan dan penilaian tersebut.
b)   Siklus II (sama dengan I)
c)    Siklus III (sama dengan I dan II)

c.    Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes dan observasi. Untuk memudahkan terkumpulnya data, maka peneliti menggunakan format penelitian (unjuk kerja) dan format penilaian.
Format observasi:
Aspek yang dinilai dan skala nilai
1.      Materi yang disampaikan guru dapat dimengerti oleh siswa.  (K/S/B/BS)
2.      Terjadi interaksi belajar (K/S/B/BS)

Keterangan:      K = Kurang                 B   = Baik
                         S = Sedang                  BS = Baik sekali
Format penilaian
No. Instrumen skor (maks 10)
1.      Pengertian internet dan perangkat keras serta fungsinya dalam akses internet.
2.      Menggunakan fasilitas yang ada pada internet explorer
3.      Menggunakan search engine untuk mencari home page, gambar, serta untuk mencari sesuai dengan kategori tententu
Jumlah skor perolehan maks 30
Rumus penilaian:
Nilai = Jumlah skor perolehan : 30
Kriteria penilaian
8 – 10         = sangat baik (A)
7 – 7,9        = Baik (B)
6 – 6,9        = Cukup (C)
≤ 5,9           = Kurang (K)

d.   Indikator Kinerja
Untuk memperoleh gambaran keberhasilan tindakan yang dilakukan dalam penggunaan metode presentasi Power Point dalam penyampaian materi oleh guru kepada siswa diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan siswa dalam belajar TIK, sehingga mampu meningkatkan prestasi siswa dalam bidang sain dan teknologi.




e.    Jadwal penelitian
No
Kegiatan
MINGGU KE................
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Perencanaan












2
Proses Pembelajaran












3
Evaluasi












4
Pengumpulan Data












5
Analisis Data












6
Penyusunan Hasil












7
Pelaporan Hasil













f.     Biaya penelitian
Akibat yang timbul dari penelitian ini menjadi tanggung jawab peneliti, adapun biaya tersebut adalah :
1.      Fotocopy naskah          : Rp
2.      Kertas folio 1 pack       : Rp
3.      Jilid buku                      : Rp
4.      Rental komputer           : Rp
5.      Lain-lain                       : Rp
Jumlah                         : Rp

g.    Personalia Peneliti
Penelitian ini melibatkan :
1.      Nama                                       : Nurhayati
NIP                                         : -
Pekerjaan                                 : Guru TIK SMA Negeri I Lempuing Jaya
Tugas dalam penelitian           : Pengumpulan dan analisis data
2.      Nama                                       : Deni Widi Arianto
NIP                                         : -
Pekerjaan                                 : Guru Pembimbing praktik TIK
 SMA Negeri I  Lempuing Jaya
Tugas dalam penelitian           : Mitra peneliti